PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker
adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur
ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel, dan fungsi lainnya. (Gale, 2000).
Karsinoma kolorektal (CRC) terdapatnya lesi
keganasan pada mukosa kolon atau rectum(Pierce A.grace ,2007). Kanker kolon/usus besar adalah
tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum
(Boyle & Langman, 2000). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat
ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong,
2000).
Dari
beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah
suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
Terdapat empat etiologi utama kanker
(Davey, 2006 : 334) yaitu
1.
Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi
maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus
mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma. Pada golongan ini penderita pasti
akan menderita karsinoma (100%).
c. Kondisi ulserative : mereka yang
telah menderita colitis ulserativa menahun (50%) apalagi dideritanya sejak usia
muda.
d. Mereka yang telah diobati untuk
karsinoma kolon.
e. Mereka dengan ureter osigmoidestomi
(8%).
2.
Genetik
Anak yang
berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½
kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001).
3.
Diet
Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran buah-buahan) serta kebiasaan
makan makanan berlemak tinggi meningkatkan resiko timbulnya kanker kolon.
Lemak dalam kolon-rektum dipecah oleh bakteri dan menghasilkan beberapa asam
empedu yang merupakan ko-karsinogen atau promotor dalam proses karsinogenesis,
berarti membantu mempercepat timbulnya karsinoma. Selain itu makanan dengan
sedikit dietary fibre, akan lebih lama berada dalam saluran cerna sebelum
dikeluarkan dari badan sebagai tinja. Dengan demikian, kontak kedua asam empedu
(deoxycholic acid dan lithocholic acid) dengan mukosa kolon rectum berlangsung
lama.
Makanan
yang juga dapat memicu terjadinya Ca Colon adalah makanan yang pasti di curigai
mengandung zat-zat kimia. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada
perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging
yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang
banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan
( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
Makanan yang harus dihindari :
a. Daging merah
b. Lemak hewan
c. Makanan berlemak
d. Daging dan ikan goreng atau panggang
e. Karbohidrat yang
disaring(example:sari yang disaring)
Orang-orang
yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s( peradangan pada
usus ) juga mempunyai resiko mengidap kanker Colon.
C. Patofisiologi
Beberapa bagian kolon yang beresiko ditemui kanker kolon adalah (Sthrock:1991) :
1.
26
% pada caecum dan ascenden colon
2.
10
% pada transfersum colon
3.
15
% pada desenden colon
4.
20
% pada sigmoid colon
5.
30
% pada rectum
Munculnya tumor biasanya
dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup
serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor
dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas
ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih
sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar
lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Penyakit
ini menyebar dalam beberapa metode :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam
kandung kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon
dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya
ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.
E.
Tanda
Gejala
Mula-mula
gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala
umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan
keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi
tumor dengan anus biasanyagejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang
gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal,
gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis):
1. Gejala Lokal
a. Perubahan kebiasaan buang air
a Perubahan frekuensi buang air,
berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare).
a Sensasi seperti belum selesai buang
air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan
diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal.
a Perubahan wujud fisik kotoran/feses.
a Feses bercampur darah atau keluar
darah dari lubang pembuangan saat buang air besar.
a Feses bercampur lendir.
a Feses berwarna kehitaman, biasanya
berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas.
b. Timbul rasa nyeri disertai mual dan
muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran
oleh massa tumor.
c. Adanya benjolan pada perut yang
mungkin dirasakan oleh penderita.
d. Timbul gejala-gejala lainnya di
sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan
sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni,
timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir
berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin
besar tumor dan semakin luas penyebarannya.
2. Gejala umum
a. Berat badan turun tanpa sebab yang
jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan).
b. Hilangnya nafsu makan.
c. Anemia, pasien tampak pucat.
d. Sering merasa lelah.
e. Kadang-kadang mengalami sensasi
seperti melayang.
3. Gejala penyebaran
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
a. Penderita tampak kuning
b. Nyeri pada perut, lebih sering pada
bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
c. Pembesaran hati, biasa tampak pada
pemeriksaan fisik oleh dokter
F. Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon adalah sebagai berikut
(FKUI, 2001) :
A :kanker hanya terbatas pada mukosa danbelum ada
metastasis.
B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1: kanker telah mengadakan
metastasis kekelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah.
C2: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
D :kanker telah mengadakan
metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak dapat dioperasi lagi.
Stadium
kanker kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi
staging Dukes pada kanker kolon
a.
Stadium 1 : Kanker terjadi di
dalam
dinding
kolon
b.
Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga kelapisan otot kolon
c.
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
d.
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke
organ-organ lain
Kanker usus besar di
klasifikasikan menjadi 3 kelompok:
- Tipe Menonjol
Semua tumor yang massa utamanya menonjol ke dalam lumen
usus termasuk
tipe
ini. Tumor tampak nodular, polipoid, seperti kembang kola
tai fungoid. Massa tumor besar, permukaan mudah mengalami perdarahan,
infeksi, dan
nekrosis.
Umumnya
terjadi di belahan kanan kolon. Sifat invasi rendah, prognosis agak baik.
2.
Tipe Ulseratif
Setiap tumor dengan permukaan memiliki tukak jelas yang
agak
dalam
(kedalamannya
biasanya mencapai atau melebihi tunika muskularis) termasuk tipe ini.tipe ulseratif
paling sering di jumpai, menempati lebih dari separuh kanker besar. Karakteristiknya
adalah pada massa terdapat tukak yang agak dalam, bentuk luar mirip kawah gunung
berapi, tepinya menonjol dan keras, dasarnya tidak rata, nekrosis, derajad keganasan
tinggi, metastasis limfogen lebih awal.
3. Tipe Infiltrative
Tumor menginfiltrasi
tiap lapisan dinding usus secara difus, sehingga dinding usus setempat menebal,
tapi tampak dari luar sering kali tidak jelas terdapat tukak atau tonjolan. Tumor
sering kali mengenai sekeliling saluran usus, disertai hyperplasia abnormal jaringan
ikat, lingkaran usus jelas menyusut, membentuk konstriksi anular, dipermukaan
serosa setempatseringtampakcincinkonstriksiakibattraksijaringanikat.Oleh karena
itu mudah terjadi ileus, timbul diare dan obstipasi silih berganti. Tipe ini sering
ditemukan pada kolon sigmoid dan bagian atas rectum, derajad keganasan tinggi,
metastasis lebih awal.
G.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Anamnesis
Anamnesis
yang cermat sering sudah dapat menentukan dignosis. Yang harus ditanyakan
adalah perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsistensi tinja.
Dalam anamnesis tentang nyeri perut,
perlu dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan
makan atau dengan defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau
gelap, bercampur lendir atau bercampur darah, dan warna darah segar atau tidak.
Juga harus ditanyakan ada rasa puas atau tidak setelah defekasi, bagaimana
nafsu makan, adakah penurunan berat badan, dan rasa lelah.
Gejala dan tanda yang sering
ditemukan pada kelainan kolon ialah dispepsia, hematokesia, anemia, benjolan,
dan obstruksi karena radang atau keganasan.
2.
Pemariksaan
Fisik
Pada
pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan serangkaian
pemeriksaan berupa inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Tidak semua
organ dpat diperiksa dengan cara ini. Jenis pemeriksaan dipilih sesuai dengan
kelainan yang diperkirakan berdasarkan anamnesis atau diplih menurut informasi
yang diinginkan.
3.
Pemeriksaan
Laboratorium
Anemia
dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit.
Pemeriksaan bensidin untuk darah samar bukan pemeriksaan yang khas, tetapi
memberi petunjuk adanya perdarahan didalam saluran cerna. Pemeriksaan fungsi
hati sering memberi keterangan yang cukup berguna. Perlu disadari bahwa hasil
laboratorium tidak memberikan gambaran yang khas tentang kelainan tertentu di
kolon atau rectum.
4.
Pemeriksaan Radiologik
Foto
kolon dilakukan dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rektum. Dengan
memasukkan udara setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan tipis
bubur barium pada mukosa kolon lebih mudah dilihat. Pemeriksaan ini disebut
foto kontras ganda , yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur
barium. Sayangnya, pada foto kolon ini kelainan rektum dibagian dua pertiga
distal tidak dapat dinilai.
a.
Proktoskopi
Pemeriksaan
kolon dubur dapat disusul dengan proktoskopi (tindakan meriksa
endoskopik/melihat dalam) dengan cara dan alat yang sederhana ini dapat dilihat
kelainan pada anus, kanalisanalis, dan bagian distal rektum.
b. Rektosigmoidoskopi
Rektosigmoidoskop
adalah pipa kaku sepanjang 25-30cm. Dengan alat ini, rektum dan sikmoid dapat
dilihat setelah usus dibersihkan secara mekanis. Pemeriksaan dengan alat yang
kaku ini kadang menemui kesulitan pada sudut rektosigmoid. Pada setiap kelainan
yang terlihat harus dilakukan biopsimultiple untuk pemeriksaan patologi.
c.
Kolonoskopi
Pada
kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam
lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon,
termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon. Fiberskop juga dapat dipakai
untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan terapi
misalnya polipektomi.
H.
Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita kanker kolon bila sudah pasti
ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya (FKUI, 2001) adalah:
1. Pembedahan Reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asenden sbiasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal
transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas
dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis.
Desenden kolorektal pada kanker direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis
kolorektal.
2. Kolostomi.
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang di bentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon(ususbesar)
kedinding abdomen (perut). Stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus.
Jenis-jenis kolostomi berdasarkan sifatnya :
a. Sementara.
Indikasi untuk kolostomi sementara :
1. Hirschprung disease.
2. Luka tusuk atau luka tembak.
3. Atresia Ani letak tinggi.
b. Permanen.
Indikasi untuk kolostomi permanen yaitu penyakit tumor ganas pada kolon yang
tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi anastomosis usus.
3. Penyinaran (Radioterapi)
Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi
dan berdiferensiasi buruk dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya,
maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam derajat yang dapat ditoleransi
dan dapat diperbaiki. Sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan , selanjutnya dilakukan
kemoterapi.
4. Kemoterapi.
Kemoterapi adalah suatu
metode untuk membunuh atau menghambat perkembangan sel kanker dengan memasukkan
zat-zat kimia tertentu ke dalam tubuh penderita kanker Kemoterapi
yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasikan
dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan leuvocorin.
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/selkanker.
5. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
I.
Penunjang
1. Endoskopi.
2. Radiologi.
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
5. Laboratorium.
6. Scan.
7. Biopsi.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis.
9. Sinar-X
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data
menurut Marilynn E. Doenges (1999), Burnnerand Suddarth (2001), dan Lynda Juall
Carpenito (1997) :
1. Ansietas
/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker).
2. Nyeri
akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
kanker usus besar.
3. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipometabolik
berkenaan dengan kanker.
4. Risiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang adekuatnya
masukan cairan.
5. Risiko
tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah,
pembentukan stoma dan kontaminasi.
K.
Intervensi
1. Ansietas
/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker).
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau dapat
dikontrol.
Kriteria
hasil:
1) Menunjukkan
rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
2) Dapat
mengungkapkan rasa takutnya.
3) Tampak
rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
4) Mendemonstrasikan
penggunaan mekanisme koping efektif.
5) Dapat
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Intervensi:
1) Dorong
pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
2) Berikan
lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.
3) Pertahankan
kontak sering dengan pasien.
4) Bantu
pasien/orang terdekat dalam mengenali rasa takut.
5) Tingkatkan
rasa tenang dan lingkungan tenang.
2. Nyeri
akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
kanker usus besar.
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan
penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh maksimal.
Kriteria
hasil:
1) Mengungkapkan
nyeri hilang atau berkurang secara bertahap.
2) Mengungkapkan
rasanyerinya.
3) Mengikuti
aturan farmakologis yang ditentukan.
4) Mendemonstrasikan
ketrampilan relaksasi.
5) Dapat
melakukan relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan teknik pengalihan
lainnya.
Intervensi:
1) Tentukan
riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, serta
tindakan penghilang yang dilakukan.
2) Berikan
tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
3) Dorong
ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksai napas dalam, tertawa,
musik dan sentuhan terapiutik.
4) Evaluasi
penghilangan nyeri/kontrol.
3. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipometabolik
berkenaan dengan kanker.
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mrendemonstrasikan berat badan stabil.
Kriteria
hasil:
1) Pengungkapan
pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat.
2) Berpartisipasi
dalam intervensi spesifik.
3) Menunjukkan
peningkatan berat badan secara bertahap.
4) Tidak
menunjukkan gejala mual dan muntah.
Intervensi:
1) Pantau
masukan setiap hari.
2) Timbang
berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3) Dorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat.
4) Dorong
pasien untuk makan dengan porsi kecil tapi sering.
5) Ciptakan
suasana makan yang menyenangkan.
6) Identifikasi
pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.
4. Risiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang adekuatnya
masukan cairan.
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume cairan
tidak terjadi.
Kriteria
hasil:
1) Menunjukkan
keseimbangan adekuat dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik.
2) Tanda-tanda
vital dalam batas normal: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-88 x/menit, RR
18-24 x/menit, suhu 36-37oC.
3) Intake
dan output seimbang.
Intervensi:
1) Pantau
masukkan dan keluaran serta berat jenis.
2) Timbang
berat badan sesuaiindikasi.
3) Pantau
tanda-tanda vital.
4) Dorong
peningkatan masukkan cairan sampai 300 ml/hari sesuai toleransi individu.
5) Kaji
turgor kulit dan membran mukosa.
5. Risiko
tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah,
pembentukan stoma dan kontaminasi.
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mengidentifikasi
pelaksanaan yang tepat untuk kondisi khusus.
Kriteria
hasil:
1) Berpartisipasi
dalam teknik untuk mencegah komplikasi/meningkatkan penyembuhan cepat.
2) Tidak
terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit.
Intervensi:
1) Kaji
keadaan kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.
2) Mandikan
dengan air hangat dan sabun ringan.
3) Dorong
pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering.
4) Baliklah/ubah
posisi dengan sering.
5) Anjurkan
pasien untuk menghindari krim kulit apapun seperti salep dan bedak kecuali
diizinkan dokter.
DAFTAR
PUSTAKA
Iin
Inayah, SKp. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika
Piercea
A. Grace. 2007. ILMU BEDAH. Jakarta: Erlangga
Sujono
Riyadi. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogjakarta: PustakaPelajar
Theodore
R.Schrock. 1993. ILMU BEDAH.
Jakarta:
EGC
No comments:
Post a Comment