Nefrolithiasis
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
1.
Pengertian
Nefrolithiasis
(batu ginjal) merupakan keadaan karena adanya masa seperti batu yang terbentuk
di sepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri, pendarahan, atau
infeksi pada saluran kencing (Stoller, 2008).
Nefrolithiasis
(batu ginjal) adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta
seluruh kaliks ginjal (Elder, 2004).
Batu ginjal pada
anak kurang umum terjadi, dalam kejadian ini makanan dan social ekonomi di masa
kecil mempengaruhi terbentuknya batu pada anak dan biasanya penyakit batu pada
anak mempunyai ke abnormalan metabolic (Alpay, 2009).
Dari
pengertian-pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan batu ginjal adalah
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kencing dari tubuli ginjal kemudian
berada di kaliks,infundibulum, pelvis ginjal yang dapat menyebabkan nyeri,
pendarahan atau infeksi saluran kencing.
2.
Etiologi
Menurut Trihono(2011),
penyebab terbentuknya batu saluran kemih pada anak diduga berhubungan dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan
keadaan-keadaan yang masih belum terungkap (idiopatik). Sedangkan menurut
(Elder, 2004) terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih yang di bedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a.
Faktor Intrinsik, meliputi :
1)
Herediter, diduga dapat di turunkan dari generasi ke
generasi.
2)
Umur, batu ginjal pada anak-anak jarang terjadi namun karena
adanya faktor-faktor penyebab tertentu batu ginjal bisa terjadi pada anak. 7%
batu ginjal didapatkan pada anak dewasa muda 16 tahun.
3)
Jenis kelamin, jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak di banding
pada wanita (Damjanov, 2009).
b.
Faktor ekstrinsik, meliputi :
1)
Geografi, pada beberapa daerah dataran tinggi menunjukkan
angka kejadian yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone
belt (sabuk batu) (Purnomo, 2011).
2)
Iklim dan temperature, temperature yang rendah sangat berpengaruh sekali terhadap
terbentuknya batu .
3)
Asupan air, kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4)
Diet, diet tinggi purin, oksalat, dan kalsium mempermudah
terjadinya batu (Stoller, 2008).
Menurut Teori- teori terbentuknya batu,
beberapa teori terbentuknya batu :
a.
Teori nukleasi, Batu terbentuk didalam urine karena adanya
inti batu atau sabuk batu (nucleus). Partikel-partikel yang berada dalam
larutan kelewat jenuh akan mengendap didalam nucleus itu sehingga akhirnya
membentuk batu, inti batu dapat berupa Kristal atau benda asing saluran kemih.
b.
Teori matriks, Matriks organnik terdiri atas serum/protein
urin (albumin, globulin dan mikroprotein) sebagai kerangka tempatnya mengendapnya
Kristal-kristal batu.
c.
Penghambat kristalisasi, Urine orang normal mengandung zat
penghambat pembentukan Kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mikroprotein
dan beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran
kemih (Purnomo, 2011 ).
Menurut Smith’s(2008), Batu saluran
kemih pada umumnya mengandung unsure: kalsium oksalat, kalsium fosfat,asam
urat, magnesium-amonium-fosfat: xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang
komposisi batu yang di temukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan
timbulnya batu residif.
a.
Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau
kalsium fosfat ) paling banyak di temukan yaitu sekitar 75-80% dari seluruh
batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
1)
Hiperkalsuria: Kadar
kalsium urine lebih dari 250-300 mg/4jam. Dapat terjadi karena peningkatan
absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absortif) gangguan kemampuan
reabsorsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya
peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada
hiperporatidisme primer atau tumor paratiroid (Black, 1997).
2)
Hiperurikosuria : kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24jam.
Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya
batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi kaya purin atau berasal dari
metabolisme endogen (Damjanov, 2009)
3)
Hipositraturia : Dalam urine,sitrat bereaksi dengan kalsium
membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kasium dengan oksalat atau
fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal
,sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretic golongan thiazide dalam jangka
waktu lama (Smith’s, 2008).
4)
Hiperoksaluria : Kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti
teh, kopi instan, soft drink,kakao,arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau
terutama bayam (Worcester&Coe, 2009).
5)
Hipomagnesiuria : Seperti halnya dengan sitrat.
6)
magnesium bertindak
sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan
bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan
dengan kalsium(Damjanov, 2009).
b.
Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari
seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien dengan obat sitostatika dan urikosurik
(sulfinpirazone,thiazide dan salisilad). Kegemukan, alkaholik dan diet tinggi
protein mempunyai peluang batu asam urat adalah : urine terlalu asam (PH<6
volume urine <2 liter/ 2hari atau
dehidrasi dan hiperurikosuria (Elder, 2004).
c.
Batu Struvit
Batu struvit di sebut juga batu sebagai
batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran
kemih, kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea yang dapat menghasilkan
enzyme urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak
. Suasana basa ini memudahkan garam-garam
magnesium, ammonium, fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat
(MAP) dan karbonat apatit (Smith’s,2008).
3.
Patofisiologis dan Pathway
Menurut Black(1997), Faktor utama
dari pembentukan batu adalah jenuhnya air seni yang muncul dari unsur seperti
kalsium, phospat, dan faktor oksalat. Faktor-faktor tersebut memberikan
kontribusi pada kemudahan pembentukan batu. Menurut Elder(2004), iklim yang
panas/dingin, intake cairan yang kurang juga mejadi faktor terbentuknya batu.
Manifestasi
klinis yang muncul pada batu ginjal yaitu adanya nyeri(kolik), nyeri akan
timbul ketika otot muscular di ureter terjadi spasme karena adanya dorongan
oleh batu yang bisa mengakibatkan hematuria, hidronefrosis, selain itu dengan adanya
nyeri yang berkelanjutan akan menyebabkan mual dan muntah (Elder, 2004).
Menurut Simon(2006),
Jika batu di biarkan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menimbulkan infeksi
saluran kemih, pylonefritis, gagal ginjal.
Penatalaksanaan
pada pasien anak dengan batu ginjal dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan
pengeluaran batu. Batu ginjal yang menyumbat atau menyebabkan infeksi dapat
dilakukan dengan medikamentosa (jika ukuran batu <5mm), Extracorperal
Shockwave Lithotripsi(ESWL), jika berulang-ulang diangkat dengan pembedahan(Alpay,2009).
Pathway
:
No comments:
Post a Comment