BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual . Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi tantang seksualitas
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi seksualitas
c. Apa saja gangguan pada seksualitas
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang seksualitas
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi seksualitas
c. Untuk mengetahui gangguan pada seksualitas
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN SEKSUALITAS
Seksualitas merupakan bagian dari kepribadian seseorang secara menyeluruh.Meskipun keterbukaan dan diskusi akan topik-topik seksual mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,tetapi masih banyak individu dewasa yang kekurangan pengetahuan tentang seksualitas dan enggan untuk mengangkat pertanyaan terkait seksualitas. Seksualitas lebih dari sekadar aktivitas fisik, melainkan perasaan kewanitaan dan kelakian baik secara biologis,sosiologis,psikologis,spiritual dan dimensi budaya dari setiap individu.Selain itu,nilai-nilai sikap ,perilaku, hubungan dengan orang lain,dan kebutuhan untuk membangun kedekatan emosional dengan orang lain akan mempengaruhi seksualitas .Menurut world Health Organization kesehatan seksual adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik,emosional,mental,dan sosial yang berhubungan dengan seksualitas tidak hanya sekadar bebas dari penyakit,disfungsi,atau kelemahan. Individu yang sehat secara seksual memiliki cara pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual.Mereka juga berpotensi untuk merasakan kesenangan dan pengalaman seksual yang aman dan bebas dari paksaan,diskriminasi,dan kekerasan.
TINJAUAN SEKSUAL DARI BEBERAPA ASPEK
Makna seksual dapat ditinjau dari beberapa aspek,diantaranya:
1. Aspek Biologis, aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari sistem reproduksi(seksual), kemampuan organ seks,adanya hormonal serta sistem saraf yang brfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
2. Aspek psikologis, aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.
3. Aspek Sosial Budaya, aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku dimasyarakat.
B. PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
Seksualitas mengalami perubahan sejalan dengan individu yang terus bertumbuh dan berkembang.Setiap tahap perkembangan memberikan perubahan pada fungsi dan peran seksual dalam hubungan.Perkembangan seksual diawali dari infantil dan masa kanak-kanak awal,usia sekolah,pubertas/masa remaja, masa dewasa muda,masa dewasa menengah,masa lansia.
a. Masa Pranatal Bayi
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang. Berkembangnya organ seksual mampu merespons rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki – laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut sigmund freud, thap perkembangan psikosekseksual pada masa ini adalah :
1. Tahap oral
Terjadi pada tahun 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan dan kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit mengunyah, atau bersuara. Anak memilii ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada masa ini adalah masalah menyapih dan makan.
2. Tahap anal
Terjadi pada tahun 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai menunjukan kelakuannya, sikap sangat narsistik ( cinta terhadap diri sendiri ), dan egois. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada saat ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan.
b. Infantil dan Masa Kanak-kanak Awal
sejak lahir anak-anak dirawat secara berbeda sesuai dengan gendernya.Tiga tahun pertama kehidupan.Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa penting dalam perkembangan identitas gender. Seorang anak memihak pada orang tua yang memiliki gender yang sama dan membangun sebuah hubungan yang berisi puji-pujian dengan orang tua yang berlainan gender.Anak-anak menyadari akan perbedaan antara jenis kelamin, mulai merasa bahwa mereka adalah pria dan wanita, dan menginterprestasikan perilaku orang lain sebagai perilaku yang sesuai untuk seorang pria dan wanita.
c. Usia Sekolah
selama usia sekolah,orang tua,guru-guru, dan kelompok teman sebaya berperan sebagai model peran dan mengajarkan tentang bagaimana pria dan wanita bertindak dan berhubungan dengan setiap orang. Anak-anak usia sekolah biasanya mempunyai pertanyaan tentang aspek fisik dan emosional yang berkaitan dengan seksual. Mereka memerlukan informasi yang akurat dari rumah dan sekolah tentang perubahan pada tubuh dan emosi mereka selama periode ini dan apa yang diharapkan saat mereka berpindah ke tahap pubertas.Pengetahuan tentang emosi yang normal danperubahan fisik yang berhubungan dengan pubertas akan mengurangi kecemasan selama perubahan tersebut mulai terjadi. Menstruasi atau mimpi basah terkadang sangat menakutkan bagi anak-anak yang kurang informasi,dan beberapa mengagapnya sebagai tanda dari suatu penyakit yang sangat menakutkan.
d. Pubertas/Masa Remaja
Perubahan emosional selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya dengan perubahan fisik. Remaja bekerja dalam sebuah kelompok teman sebaya yang sangat kuat,dengan kecemasan yang selalu ada.Remaja menghadapi banyak keputusan dan memerlukan banyak informasi yang akurat mengenai topik-topik seperti perubahan tubuh, aktivitas seksual, respons emosi terhadap hubungan intim seksual,PMS, 1kontrasepsi dan kehamilan.
Di Amerika Serikat,dilaporkan bahwa kira-kira 47% dari siswa sma telah melakukan hubungan melakukan intim seksual minimal satu kali.Salah satu alasan mengapa mereka melakukan hubungan intim seksual membantu mereka mencapai tujuan keintiman,status sosial, dan kesenangan. Banyak remaja yang melakukan hubungan seks tidak melindungi diri mereka dari kehamilan atau PMS. Dinamika risiko hubungan seks tidak sepenuhnya dimengerti tapi beberapa penelitian telah mendapatkan hubungan antara pemakaian obat/alkohol,pelecehan seksual,dan hubungan seksual yang tidak aman.Remaja cenderung berpikir bahwa mereka tidak terkalahkan dan percaya bahwa kehamilan yang tidak diingankan PMS,dan hasil negatif lainya dari perilaku seks tidak akan terjadi pada mereka.Orang tua harus memahami pentingnya memberikan informasi faktual,membagi nilai-nilai yang mereka punyai dan meningkatkan ketrampilan membuat keputusan yang tegas.
Masa remaja merupakan masa di mana individu menggali orientasi seksual primer mereka.Kebanyakan remaja akan mengalami minimal satu pengalaman homoseksual dengan seseorang atau dalam sebuah kelompok.Remaja biasanya merasa takut pengalaman tersebut akan menentukan seksualitasnya totalnya sebagai homoseksual. Hal ini tidak benar. Banyak individu yang melanjutka orientasi seksual mereka sebagai menakutkan dan mereka sebagai homoseksual dengan jelas.Hal ini menakutkan dan membingungkan bagi seorang remaja.Dukungan untuk identitas seksual remaja dari penasihat sekolah,pendeta,keluarga,perawat, dan profesi kesehatan lainnya penting selama periode ini.
e. Masa Dewasa Muda
Meskipun individu dewasa muda telah memiliki kematangan secara fisik,mereka harus terus menggali dan mematangkan hubungan secara emosional.Keintiman dan seksualitas merupakan bagi semua individu dewasa muda ,apakah mereka melakukan hubungan seks tetap memilih hidup sendiri,menjadi homoseksual,atau menjadi janda.Individu sehat secara seksual dalam berbagai cara.Aktivitas seksual sering didefinisikan sebagai dasa kebutuhan,dan keinginan sepanjang kehidupan.
Sebagai individu yang aktif secara seksual yang membangun hubungan intim,mereka mempelajari teknik stimulasi yang dapat memuaskan diri sendiri dan pasangan seksual mereka.beberapa individu dewasa memerlukan izin atau penegasan bahwa cara alternatif untuk mengungkapkan seks selain hubungan penis dan vagina adalah normal.Individu lain membutuhkan edukasi dan terapi yang signifikan untuk mencapai hubungan seksual yang memuaskan danbermutu. Individu dewasa muda,terutama mereka dengan status sosial ekonomi yang rendah,memiliki risiko tinggi mengalami PMS.
f. Masa Dewasa Menengah
Perubahan dalam penampilan fisik pada masa dewasa menengah terkadang menimbulkan masalah dalam ketertarikan seksual.Selain itu perubahan fisik aktual berhubungan dengan proses penuaan memengaruhi fungsi seksual. Penurunan kadar estrogen pada wanita perimenopause menyebabkan kurangnya lubrikasi dan elastisitasvagina.Kedua perubahan ini sering menyebabkan dispareunia atau rasa nyeri selama berhubungan seks.Penurunan kadar estrogen juga menyebabkan menurunnya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada pria,mereka cenderung mengalami perubahan seperti peningkatan periode refrakter pasca ejakulasi dan penundaan ejakulasi.Untuk mengurangi masalah dalam fungsi seksual, petunjuk antisipasi terhadap perubahan normal ini,menggunakan cairan lubrikasi vagina dan menciptakan waktu untuk bercumbu dan kelembutan dapat diterapkan.Beberapa individu dewasa juga memerlukan penyesuaian diri terhadap dampak penyakit kronis,obat-obatan ,rasa sakit,nyeri dan masalah kesehatan lainya yang terkait dengan seksualitas.
Pada usia dewasa beberapa individu harus menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan emosi yang terjadi karena anak-anak yang keluar dari rumah. Kondisi ini dapat memberikan waktu untuk memperbaharui keintiman antar-pasangan saat pasangan menyadari bahwa mereka tidak saling peduli atau mempunyai perasaan yang sudah biasa-biasa saja.Pada kasus lain,waktu dimana anak-anak meninggalkan rumah biasanya menciptakan suatu perubahan dalam hubungan intim.
g. Masa Lansia
Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah atropi pada vagina dan jaringan payudara,penurunan cairan vagina,dan penurunan intensitas orgasme pada wanita ,sedangkan pada pria akan mengalami penurunan produksi sperma,berkurangnya intensitas orgasme terlambatnya pencapaian ereksi dan pembesaran kelenjar prostat.
C.Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Sigmund Freud
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
a. Id
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi. Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
b. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
c. Superego
Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Ada dua bagian superego:
Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Interaksi dari Id, Ego dan superego
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.
Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego, dan superego.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MASALAH SEKSUAL
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi gangguan dalam fungsi seksual,di antaranya:
1. Tidak adanya panutan (role model)
2. Gangguan struktur dan fungi tubuh, seperti adanya trauma,obat, kehamilan,atau abnormalitas anatomi genitalia
3. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah seksual
4. Penganiayaan secara fisik
5. Adanya penyimpangan psikoseksual
6. Konflik terhadap nilai
7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
Secara umum bentuk-bentuk gangguan seksual manusia dikelompokan atas tiga bagian,yaitu:
1. Gangguan Identitas Seksual ( gender identity disorder )
2. Disfungsional Seksual (disfunctional sexual)
3. Parafilia
a. Gnguaan Identitas Seksual
Adalah ketidakpuasan terhadap jenis kelamn biologis sendiri dan ketidakpuasan psikologis atau perasaan diri sebenarnya memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan realitas (gangguan sense identity) pada seks biologisnya.
Ciri-ciri dari gangguan identitas seksual yaitu:
Dapat kelihatan pada usia 18 bulan hinggaa 3 tahun
Gangguan tidak secara spesifik bersifat seksual tetapi berupa sense identitas seseorang sebagai laki-laki atau perempuan
Gender fisik tidak konsisten.Esensi maskulin atau feminimnya seseorang tertanam pada perasaan pribadi yang sangat mendalam pada diri seseorang
Tujuan utamanya bukan rangsangan seksual, namun lebih berupa keinginan untuk menjalani kehidupan lawan jenisnya
Disebut juga sebagai transeksualisme
Secara umum bentuk-bentuk dari gangguan identitas seksual( transeksual)yaitu:
1) Transvestite fetishism (fetisisme transvestisme) adalah rngsangan seksual dengan prefensi lawan jenisnya untuk mendapatkan kepuasaan seks dengan menggunakan cross-dressing(pakaian lawan jenis)
2) Male to female adalah laki-laki yang memiliki identitas gender feminim, tertarik secara seksual perempuan dan membuat teknik rangsangan seks bersifat homoseksual. Merupakan suatu keinginan pria untuk menjadi perempuan
3) Female to male adalah perempuan yang memiliki identitas gender maskulin,dan tertarik secara seksual laki-laki dan membuat rangsangan seks bersifat lesbian.Merupakan suatu keinginan seorang wanita untuk menjadi laki-laki
4) Intersexed individual (hermafrodit) adalah seseorang yang lahirdengan alat kelamin yang tidak jelas atau adanya abnormal hormonaln dan abnormal fisik lainya
b. Gangguan Disfungsi Seksual (disfunction sexual)
Adalah gangguan seksual dimana seseorang mengalami gangguan atau kesulitan untuk berfungsi secara adekuat selama berhubungan seks.
Secara umum bentuk-bentuk disfungsi seksual yaitu :
1) Gangguan nafsu seksual hipoaktif yaitu jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan kurang adanya minat melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu yang berulang-ulang sebagai akibat distres yang signifikan atau kesulitan dalam hubungan interpersonal
2) Gangguan aversi seksual adalah jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak suka yang persisten dan ekstrem terhadap hubungan seksual sebagai akibat kecemasan yang memicu kepanikan dalam kontak seksual sehingga timbul rasa muak dalam hubungan seks
3) Gangguan rangsangan seksual adalah jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan adanya gangguan ereksi atau impotensi dan gangguan frigiditas, pada pria disebut gangguan ereksi sedangkan pada wanita lubrikasi vagina
4) Gangguan orgasme seksual pada pria disebut sebagai ejakulasi sedangkan pada wanita disebut hambatan orgasme
c. Gangguan Seks Parafilia
Istilah parafilia terdiri dari kata para= ketertarikan yang abnormal ,dan filia=rasa kuat yang tidak semestinya.jadi parafilia adalahpenyimpangan seks dimana keterangsangan seks timbul terutama dalam konteks objek-objek / individu yang tidak semestinya.
Ciri-ciri gangguan parafilia yaitu:
Ø Diferensiasi yang sudah ada sebelumnya
Ø Unsur sama-sama suka sehingga Para penderita memperoleh ketrampilan objek seksual menurut stimulus yang diterima dari orang dewasa pada masa kanak-kanak
Ø Fantasi seks masa kanak-kanak yang selalu diperkuat dengan kegiatan masturbasi dan dorongan seks ekstrem kuat yang dikombinasi berpikir yang abnormal
Secara umum bentuk-bentuk dari parafilia adalah:
1) Fatisme adalah dorongan ,fantasi dan perilaku seks yang melibatkan benda-benda mati dan tidak lazim
2) Voyeurisme adalah dorongan fantasi dan perilaku seks muncul dengan cara mengintip orang lain melakukan hubungan seks
3) Pedofilia adalah fantasi dorongan dan perilaku seksual terangsang melalui hubungan seks dengan anak-anak
4) Incest adalah fantasi dorongan dan perilaku seksul yang terangsang terhadap sesama anggota keluarga
Masalah Keperawatan pada Seksualitas
Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau berisiko mengalami perubahan kesehatan seksual,sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi dari aspek somatis,emosional,intelektual,dan sosial dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta,komunikasi dan kepribadian.Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seorang mengalami atau berisiko mengalami perubahan fungsi sosial yang negatif,yang dipandang sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH SEKSUAL
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
Berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan meng indentifikasi status
kesehatan pada pasien.
· Mengkaji tahap perkembangan klien dalam hal seksualitas
· Melakukan pengkajian fisik pada area urogenitalia
· Menentukan masalah seksual klien
· Mengkaji adanya perilaku resko tinggi, menggunakan praktek sek yang aman dan kontrasepsi
· Mengkaji kondisi medis dan obat obatan yang dapat mempengaruhi fungsi seksual
B. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada seksualitas antara lain:
v Perubahsn disfungsi seksual dan pola seksual berhubungan dengan stres
v Efek penyakit angkut dan kronis
v Perubahan atau kehilangan anggota tubuh
v Perubahan pascapartum
v Perasaan takut hamil
v Penyakit hubungan seksual
v Ketakutan terhadap efek koitus (adanya serangan jantung)
v Trauma tulang belakang
v Perubahan neurologi seperti impotensi
v Pandangan negatif terhadap perubahan tubuh seperti (masektomi)
v Kurangnya pengetahuan tentang penyakit karena hubungan seksual
v Ketakutan bayi cacat akibat koitus
v Penggunaan alkohol yang berlebihan
v Perasaan yang bersalah
v Pengalaman traumatik
v Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
v Rasa nyeri karena tidak cukupnya cairan vagina.
C. Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah penentuan tujuan dan masalah yang hendak diatasi ,dengan tujuan agar pasien mampu mempertahankan atau menolong individu untuk mencapai integritas seksual serta dapat mengembangkan kesadaran diri terhadap sikap ,keyakinan dan pengetahuan tentang seksual,memahami berbagai informasi dan pendidikan seksual yang akurat, mampu mengidentifikasi masalah seksual, dan meningkatkan body image serta harga diri pasien.Kemudian,rencana dan intervensi yang dapat dilakukan adalah:
· Memberikan pendidikan dan konseling tentang kebutuhan dan masalah seksual
· Mencegah isolasi sosial
· Mengurangi dorongan seksual
· Meningkatkan citra diri dan harga diri pasien
h. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah seksual secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk melakukan hubungan seksual,percaya diri akan adanya kepuasan hubungan seksual,dan mampu mengekspresikan perasaan tentang kebutuhan seksual, mampu meningkatkan fungsi peran serta konsep diri.
· Evaluasi persepsi klien terhadap fungsi seksual
· Minta klien untuk mendiskusikan praktik seks yang aman
· Tanyakan apakah harapan klien telah terpenuhi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas merupakan bagian dari kepribadian seseorang secara menyeluruh. Seksualitas lebih dari sekadar aktivitas fisik, melainkan perasaan kewanitaan dan kelakian baik secara biologis,sosiologis,psikologis,spiritual dan dimensi budaya dari setiap individu Menurut world Health Organization kesehatan seksual adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik,emosional,mental,dan sosial yang berhubungan dengan seksualitas tidak hanya sekadar bebas dari penyakit,disfungsi,atau kelemahan Tinjauan seksualitas terdapat 3 aspek yaitu biologis, psikologis dan sosial budaya.
Perkembangan seksualitas dimulai sejak Infantil dan Masa Kanak-kanak Awal, Usia Sekolah, Pubertas/Masa Remaja, Masa Dewasa Muda,Masa Dewasa Menengah, Masa Lansia Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Sigmund Freud
a. Id
b. Ego
c. Superego
Secara umum bentuk-bentuk gangguan seksual manusia dikelompokan atas tiga bagian,yaitu:
a. Gangguan Identitas Seksual ( gender identity disorder )
b. Disfungsional Seksual (disfunctional sexual)
c. Parafilia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH SEKSUAL
a. Pengkajian Keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
c. Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
d. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Potter and Perry Volume 2.2006.Fundamental Keperawatan.EGC:Jakarta.
Herri Zan Pieter dan Namora Lumonggo Lubis.2010.Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Prenada Media:Jakarta.
Mi Ja Kim,Gertrude K.MeFarland dan Audrey M.Mclane.1993.Diagnosa Keperawatan.EGC:Jakarta.
Hidayat,A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia;Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan;Buku1.Salemba Medika:Jakarta.
Carpenito,lynda juall.1998.Diagnosis Keperawatan Buku Saku Edisi 6.Penerbit Kedokteran:Jakarta.
terima kasih atas infonya
ReplyDeleteMakalah Manajemen Keperawatan Controling