Friday 17 April 2020

Makalah STRATEGI PELAKSANAAN GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN


STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN

A.    PROSES KEPERAWATAN
1.     Kondisi klien:
Data Subyektif
:
Klien mengatakan mendengar suara bisikan tetapi masih bingung mengungkapkannya.
Data Obyektif
:
-  Ekspresi wajah tampak datar
-  Pandangan mata tidak fokus, kontak mata kurang
-  Pasien tidak banyak bicara
-  Pasien berbicara dengan suara pelan dan kurang jelas
-  Pasien dalam interaksi kadang terlihat bloking , belum bisa bercerita tentang perasaannya
2.     Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar

B.    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1.    Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a.     Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
-          Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
-          Pasien dapat mengontrol halusinasinya
-          Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
”Selamat pagi mbk , Saya Mahasiswa keperawatan STIKES Muhammadiyah kudus yang akan merawat mbk, Nama Saya dwi susanti, senang dipanggil dwi. Nama mbk siapa?mbk  Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan mbk hari ini? Apa keluhan mbk saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini mbk dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
”Apakah mbk W mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering  mendengar suara? Berapa kali sehari mbk alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang mbk  rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang mbk lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
mbk, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung mbk  bilang, pergi-pergi jangan ganggu aku, kamu tidak nyata,Kamu suara palsu”, sambil menutup kedua telinga. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba mbk  peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus mbk W  sudah bisa”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan mbk W setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa mbk?Bagaimana kalau besok jam 14.30 lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:  bercakap-cakap dengan orang lain 
Orientasi:
Selamat pagi mbk W Bagaimana perasaan mbk hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan mbk Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya ibu,adek atau bapak katakan: bu, ayo ngobrol,  aku sedang dengar suara-suara. Begitu mbk, Coba mbk lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya mbk!”
Terminasi:
Bagaimana perasaan mbk setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang mbk pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau mbk mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian mbk. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok siang saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 14.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:  melaksanakan aktivitas terjadwal 
Orientasi: “Selamat pagi mbk Bagaimana perasaan mbk hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai  dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Kerja: “Apa saja yang biasa mbk lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali mbk bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan mbk setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian mbk W, Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
Selamat siang mbk  W Bagaimana perasaan mbk hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai  tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang mbk minum. Kita akan diskusi selama 20 menit saja ya. Di sini saja ya mbk?”
Kerja:
mbk adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang mbk dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang mbk minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini obatnya warna putih namanya THP 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, mbk akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis mbk bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. mbk juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya mbk harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya mbk Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama  kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya  mbk juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan mbk setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan mbk W Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau  pada keluarga kalau di rumah. Nah pertemuan kali ini cukup sekian ya. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 14.00. sampai jumpa.”

2.    Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a.     Tujuan:
-          Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di rumah
-          Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b.     Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien  dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah: 
1)     Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2)     Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3)     Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4)     Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
ORIENTASI:
Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya dwi perawat yang merawat mbk W
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang mbk W?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang mbk W alami dan bantuan apa yang Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat mbk W Apa yang Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh mbk W  itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau  marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau mbk W mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan mbk W, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”. 
”Kedua, jangan biarkan mbk W melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih mbk W untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu mbk W minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih mbk W untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 1 macam, ini yang Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi mbk W dengan cara menepuk punggung mbk W. Kemudian suruhlah mbk W menghardik suara tersebut. Mbk W  sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi mbk W. Sambil menepuk punggung mbk W, katakan: mbk, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang?  Ya..Usir suara itu, mbk Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ” pergi-pergi jangan ganggu aku, kamu tidak nyata,Kamu suara palsu”. Ucapkan berulang-ulang, mbk
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi mbk W ?”
“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat mbk W?”
”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk  mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan mbk W?” 
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung          dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi  langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:
Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bmbk W  yang sedang  mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan mbk W”.   
”mari kita datangi mbk W

KERJA:
”Selamat pagi mbk W” ” mbk, ibu sangat ingin membantu mbk W mengendalikan suara-suara yang sering mbk dengar. Untuk itu  pagi  ini ibu mbk W  datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang mbk dengar. Mbk W nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu  peragakan cara memutus halusinasi yang sedang mbk W  alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung mbk W lalu suruh mbk W mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana mbk? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian mbk W. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan pujian) Baiklah,  sekarang saya dan mbk W ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu  setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan  mbk W?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila mbk W mengalami halusinasi”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian mbk W. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan jadual mbk W selama dirumah”
 “Nah sekarang kita bicarakan jadwal mbk W di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!”
“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”


KERJA
“Ini jadwal kegiatan mbk W yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh mbk W selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika  hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat mbk W Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”

No comments:

Post a Comment

Makalah Asfiksia

LANDASAN TEORI A.     Pengertian Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terl...