TINJAUAN
PUSTAKA
A.
PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah peradangan
pada lambung, usus kecil, dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari
saluran gastroenteritis dengan ataupun tanpa disertai muntah, serta ketidak
nyamanan abdomen (Muttaqin & Sari, 2011).
Gastroenteritis adalah radang pada
lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan ataupun tanpa disertai
muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh (Ardiansyah,2012).
Gastroenteritis adalah peradangan
yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
parasit yang pathogen (Haryono,2012)
B.
ETIOLOGI
Menurut Widoyono
penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:
1. Virus:
rotavirus, adenovirus.
2. Bakteri:
escerichia coli, shigella, vibrio cholerae, dan lain-lain.
3. Parasit:
entamoeba histolyca, giardia lamblia, cryptospodium.
4. Keracunan
makanan
5. Malabsorbsi:
karbohidrat, lemak, dan protein.
6. Alergi:
makanan, susu sapi.
7.Imunodefisiensi:
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
C.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Sering
buang air besar dengan konsistensi tinja cair disertai lendir atau darah
2. Kram
abdominal
3. Demam/
suhu tubuh biasanya meningkat
4. Mual
dan muntah
5. Anorexia/
nafsu makan berkurang
6. Lemah,pucat
7. Kehausan
8. Perubahan
tanda-tandavital nadidan pernafasan cepat
9. Menurun
atau tidak ada pengeluaran urine
10. Anus
atau daerah sekitarnya lecet karena sering diare
11. Terdapat
tanda gejala dehidrasi: turgor kulit jelek ( elastisistas kulit
menururn,ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering)
D.
PATOFISIOLOGI
Menurut Diskin ( 2008 ) mekanisme
dasar penyebab diare meliputi
1. Gangguan
osmotik : asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan
penyebab tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus sehingga merangsang usus untuk
mengeluarkan isinya, sehingga timbul diare.
2. Respon
inflamasi mukosa. Karena produk enterotoksin dari agen infeksi memberikan
respon peningkatan aktifitas sekresi air dan elektrolit sehingga diare timbul
karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan
motilitas usus. Hiperperistatik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk meenyerap makanan sehingga timbul diare.
Menurut Muhammad Radiyansyah, 2012
penyebab gastroenteris adalah masuknya virus, bakteri, atau toksin dan parasit.
Penularan gastroenteritis melalui fekal oral, transmisi orang ke orang melalui
aerosolisasi, tangan yang terkontaminasi atau melalui aktifitas seksual.
A.
KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan
hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi
sekunder akibat kerusakan vili mukosa
usus dan defisiensi enzim laksota
6. Kejang
karena dehidrasi hipertoik
7. Malnutrisi
energi protein
(Haryono, 2012 )
B.
DATA
PENUNJANG
1. Pemeriksaan
tinja: kultur bakteri patogen, pemeriksaan leukosit, pengukuran toksin dari
clostridium difficile, pemeriksaan telur dan parasit, adanya darah, serta
pewarnaan gram pada tinja.
2. Pemeriksaan
laboratorium: hitung darah lengkap
mungkin menunjukkan anemia, leukositosis, dan eusinofilia. Kadar serum kalsium,
albumin, zat besi, kolesterol, folat, B12, vitamin D, dan karoten
(kapasitas iron-binding, dan waktu protombin)
3. Pemeriksaan
lainnya: tes absorbsi Xylosa (skrining untuk fungsi absorbs usus kecil), biopsi
usus kecil, tes schilling (malabsorbsi B12), laktosa H2
breath test (malabsorbsi karbohidrat), glucochilic breath test (malabsorbsi
ileum), triolein breath test (malabsorbsi lemak), bentiromid, tes sekretin
(insufisiensi pancreas), sigmoidoskopi atau kolonoskopi dengan biopsy, ronsen
barium kontras.
C.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
1. Penatalaksanaan
Farmakologis
a. Pengobatan
simtomatik: rehidrasi, obat anti pasmodik, obat anti diare, obat anti
kolinergik, obat anti emetic, vitamin dan mineral, ekstrak enzim pancreas,
aluminium hidroksida, phenotiazine, asalm nikotinat.
b. Pengobatan
kausal: anti infeksi ( bakteri, jamur, protozoa, cacing)
2. Penatalaksanaan
Suportif
a. Penyuluhan
kesehatan
b. Menghindari
obat atau makanan/minuman penyebab diare
c. Diit
atau nutrisi yang cukup bergizi tapi tidak iritatif terhadap saluran cerna.
D.
FOKUS
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Waktu
dan frekuensi diare
b. Bentuk
tinja
c. Nyeri
abdomen dan keluhan lain yang menyertai
d. Obat-obatan
e. Makanan
yang habis dimakan
2. Pemeriksaan
fisik
a. Turgor
kulit
b. Abdomen
3. Pemeriksaan tinja
4. Pemeriksaan
darah
a. Kadar
Hb
b. Kadar
albumin
c. Kadar
eosinophil
E.
DIAGNOSA
1. Devisit
volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
3. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang berlebihan.
4. Nyeri
berhubungan dengan iritasi saluran gastrointestinal.
5. Hipertermi
berhubungan dengan respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal.
F.
RENCANA
KEPERAWATAN
Table 2.1 Rencana Keperawatan
No
Dx
|
Tujuan,
KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Defisit
cairan teratasi,
KH
:
|
1. Monitor
dan catat masukan dan pengeluaran cairan : urine, feses (jumlah, konsistensi,
warna)
2. Observasi
TTV
3. Observasi
adanya kulit kering dan membrane
mukosa, penurunan turgor kulit dan pengisian kapiler yang lambat
4. Ukur BB setiap hari
5. Pertahankan
pembatasan per oral, tirah baring dan hindari beraktifitas
|
Memberikaan
informasi tentang keseimbangan cairan dan merupakan pedoman untuk penggantian
cairan.
Hipotensi,takikardia,
dan demam dapat menun-jukkan respon terhadap
kehilangan cairan.
Menunjukkan kehilangan cairan berlebih /
dehidrasi.
Indikator
cairan dan status nutrisi untuk mengistirahatkan kolon dengan tujuan untuk
proses pe-nyembuhan dan me-nurunkan kehilangan cairan usus.
Untuk
mecegah terjadi resiko yang lebih fatal.
|
2.
|
Gangguan
nutrisi dapat teratasi
KH
:
|
1. Timbang
BB setiap hari
2. Dorong
tirah baring dan pembatasan aktifitas selama sakit
3. Anjurkan
pasien untuk beristirahat sebelum makan
4. Kolaborasi
dengan tim gizi / ahli diit untuk menentukan diit rendah serat
5. Berikan
terapi vit B12 sesuai program medis
|
Memberi
informasi dengan kebutuhan diit / keefektifan terapi
Menurunkan kebutuhan metabolic
untuk mencegah penurunan kalori
Menurunkan
gerak peris-taltik usus dan mening-katkan energi untuk makan
Protein
diperlukan untuk penyembuhan integritas jaringan. Makanan rendah serat akan
berkontribusi menurunkan gerak peristaltik usus terhadap makanan
Meningkatkan
produksi sel darah merah / mem-perbaiki anemia
|
3.
|
Terjadi
peningkatan mukosa anus dengan KH :
|
1. Kaji
tingkat penge-tahuan pasien tentang cara peningkatan kondisi membrane mukosa
2. Lakukan
perawatan kulit
|
Tingkat
pengetahuan dipengaruhi kondisi
ekonomi soosial pasien. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perwat
dapat lebih terarah dalam pemberian penkes secara efektif dan efisien
Area
perinial mengalami ekskoriasi akibat faces diare yang mengandung enzim yang dapat
mengiritasi kulit.
|
4.
|
Perfusi
serebral cercapai secara optimal, dangan KH :
|
1. Monitor
tanda-tanda status neurologis dengan GCS
2. Monitor
TTV : TD, N, S, RR, hati-hati pada hipertensi sistolik
3. Anjurkan
pasien untuk menghindari batuk dan me-ngejan berle-bihan
4. Ciptakan
lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
|
Dapat
mengurangi kerusakan otak lebih lanjut
Kegagalan
autereguler akan menyebabkan kerusakan
vaskurel serebral yang ditandai dengan peningkatan sistolik dan penurunan
diastolik, peningkatan suhu menggambarkan perjalanan penyakit
Batuk
dan mengejan dapat meningkatkan TIK dan potensi terjadi perdarahan ulang
Rangsang
aktifitas dapat meningkatkan kenaikan TIK, istirahat dan ketenangan
diperlukan untuk mencegah perdarahan
|
4.
|
Nyeri
berkurang / hilang, dengan KH :
|
1. Jelaskan
dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmokologi dan non invasive
2. Lakukan
manajemen keperawatan
a. Istirahatkan
pasien saat nyeri muncul
b. Ajarkan
tehnik relak-sasi pernafa-san saat nyeri muncul
c. Ajarakan
tehnik distraksi pada saat nyeri
d. Manajemen
lingkungan : lingkungan tenang, batasi pengunjung, istirahatkan pasien
3. Berikan
pendidikan kesehatan tentang nyeri
|
Pendekatan
dengan relak-sasi dan nonfarmakologi lain telah menu njukkankeefektifan dalam
mengu-rangi nyeri
Istirahat
secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan O2 yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolism basal meningkatkan asupan O2 sehingga menurunkan nyeri
sekunder dariiskemia spina
Distraksi
(pengalihan per-hatian) dapat menurunkan
stimulus
internal
Lingkungan
tenang akan menurnkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan
membantu meningkatkan kondisi O2
ruangan
Istirahat
akan menurunkan kebutuhan O2 jaringan perifer
Pengetahuan
dapat membantu mengembangkan kepatuhan pasien terhadap rencana terapi
|
5.
|
Terjadi
penurunan suhu tubuh. Dengan KH :
|
1. Kaji
pengetahuan pasien dan ke-luarga tentang cara menurun-kan suhu tubuh
2. Lakukan
tirah baring pada fase akut
3. Atur
lingkungan yang kondusif
4. Beri
kompres air dingin (air biasa) pada daerah axial, lipat paha, dan temporal
bila terjadi panas
5. Beri
dan anjurkan keluarga memakaikan pakaian yang menyerap keringat
6. Lakukan
dan anjurkan keluarga untuk melakukan masase pada ekstremitas
7. Kolaborasi
dalam pemberian obat anti piretik
|
Sebagai
data dasar untuk memberikan intervensi selanjutnya
Penurunan
aktifitas akan menurunkan laju metabolisme yang tinggi pada fase akut, dengan
demikian akan membantu penurunan suhu tubuh
Kondisi
ruang yang tidak panas, tidak bising dan sedikit pengunjung memberikan
efektifitas terhadap proses penyembuhan secara konduksi dan konveksi, panas
tubuh akan berpindah kematerial yang dingin
Panas
tubuh aka berpindah kematerial yang lebih dingin.
Pakaian
yang mudah menyerap keringat sangat efektif meningkatkan efek evaporasi
Masase
dilakukan untuk meningkatkan aliran darah keperifer dan terjadi vasodilatasi
perifer yang akan meningkatkan efek evaporasi
|
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah,Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta.
Diva Presss
Carpenito,Linda Jual. 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-10. Alih bahasa
oleh Yasmin Asih.Jakarta: EGC
Davey,
Patrick. At A Glance Medicine. Jakarta. Erlangga
Dermawan. D & R Tutik.2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Yogyakarta . Gosyen Publishing
Haryono. Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Gosyen Publishing
Herman, Heather. 2013. Nanda International Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Dialih bahasakan oleh Sumarwati, Made
dan Budi Subekti, Nike. EGC
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba Medika
Muwarni, Arita, 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam.
Yogyakarta. Gosyen Publishing
Rani, Aziz. Simadribata, Marcellus.
Fahrial Syam, Ari. 2011. Buku Ajar
gastroenterologi. Jakarta. Interna Publishing
Saputra, Lyndon. 2010. Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tangerang.
Binarupa Aksara
Suharyono.
2008. Diare Akut: klinik dan laboratorik.
Jakarta. Rineka Cipta
Widoyono. Penyakit Tropis: epidemiologi, penularan, pencegahan, &
pemberantasannya. Jakarta. Erlangga
No comments:
Post a Comment