Sunday, 28 June 2020

Makalah BRONKOPNEUMONI (BRPN)

BAB I

TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatuperadangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanyamengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yangsering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macametiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapiada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadapberbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa jugasebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak danorang dewasa (Bradley et.al., 2011).

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yangmelibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentukbercak-bercak (patchy distribution). Pneumonia merupakan penyakitperadangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganismedan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akanmenimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gassetempat (Bradley et.al., 2011).

B.    Etiologi

Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah

a. Faktor Infeksi :

Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory SincytialVirus (RSV). Pada bayi : Virus: Virus parainfluensa, virus influenza,Adenovirus, RSV, Cytomegalovirus. Organisme atipikal: Chlamidiatrachomatis, Pneumocytis. Pada anak-anak yaitu virus: Parainfluensa,Influensa Virus, Adenovirus, RSV. Organisme atipikal: Mycoplasmapneumonia. Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosi. Padaanak besar – dewasa muda, Organisme atipikal: Mycoplasmapneumonia, C. trachomatis. Bakteri: Pneumokokus, Bordetellapertusis, M. tuberculosis.

b. Faktor Non Infeksi

Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagusmeliputi: Bronkopneumonia hidrokarbon yang terjadi oleh karenaaspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung (zathidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).Bronkopneumonia lipoid biasa terjadi akibat pemasukan obat yangmengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiapkeadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis,pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaanpemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedangmenangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yangterinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak

C.   Patofisiologi dan Pathways

Proses bronchopneumonia dimulai dari akibat inhalasi mikrobayang ada diudara, aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaranhematogen. Selain itu juga berhasilnya kuman pathogen seperti virus,bakteri, jamur, mycoplasma dan benda asing masuk kesaluran pernafasan yaitu ke bronkus sehingga terserap ke paru perifer yang menyebabkan reaksi jaringan berupa udema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel PMN (poli morfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah, sedangkan stadium hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag dialveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibr in, serta menghilangnya kuman.(Mansjoer,2000:465).

Pathways

 

 

 

D.   Gambaran Klinis

Biasanya didahului ISPA selama beberapa hari

1. Sesak nafas.

2. Suhu naik 39oC- 40oC,dangkal, kejang, gelisah.

3. Pernafasan cepat, dangkal disertai cuping hidung dan pucat disekitar

mulut dan hidung.

4. Perubahan bunyi nafas.

5. Batuk mula -mula kering menjadi produktif.

6. Kadang disertai muntah dan diare.

7. Penurunan kesadaran.(Ngastiyah, 1997)

8. Serangan akut dan membahayakan.

9. Sakit kepala, Malaise.

10. Nyeri abdomen.(Suriadi, 2000).

E.    Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

1.    Foto thoraks.

2.    Laboratorium rutin:DPL, hitung jenis, LED, glukosa darah, ureum,creatinine, SGOT, SGPT.

3.    Analisa gas darah, elektrolit.

4.    Pewarnaan gram sputum.

5.    Kultur sputum.

6.    Kultur darah.

7.    Pemeriksaan serologi.

8.    Pemeriksaan antigen.

9.    Tes invasif ( Bronskopi, aspirasi jarum transtoraka, biopsy paru

terbuka dan thorakoskopi).(Rani, 2006:92)

F.    Penatalaksanaan

1.    Penatalaksanaan Medik

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapikarena hal itu perlu waktu dan pasien perlu secepatnya, maka biasanyayang diberikan antara lain:

a.    Pennicillin 50000 unit/kg/BB/hari ditambah klorqmfenikol 80-90mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrumluas seperti ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebasdemam 4-5 hari.

b.    Berikan oksigen dan cairan intravena.

c.    Diberikan korelasi, sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri.

2.    Penatalaksanaan medis umum.

a.    Farmakoterapi

1)    Antibiotik (diberikan secara intravena)

2)    Ekspektoran.

3)    Antipiretik.

4)    Analgetik.

b.    Terapi O 2 dan nebulisasi aerosol.

c.     Fisioterapi dada dengan postural. (Engram, 1998:61)

3.    Asuhan Keperawatan

a.    Fokus Pengkajian

1.    Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia

Tanda : Letargi, Penurunan toleransi terhadap aktivitas

2.    Sirkulasi

Gejala : Riwayat adanya/ GJKkronik

Tanda : Takikardi, penampilan kemerahan atau pucat

3.    Integritas Ego

Gejala : Banyaknya stressor, masalah financial

4.    Makanan Cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan ,mual / muntah riwayat diabetesmellitus(DM)

Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus , kulit keringdengan turgor baik , penampilan kakeksia (malnutrisi)

5.    Neurosensori

Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)

Tanda : Perubahan mental(bingung,somnolen)

6.    Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Sakit kepala nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk :nyeri dada subterna l(influenza),mialgia,altralgia .

Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur padasisi yang sakit untuk membatasi gerakan).

7.    Pernafasan

Gejala: Riwayat adanya ISK kronik, PPOM, merokok sigaret ,takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaanotot aksesori, pelebaran nasal

Tanda : Sputum : merah muda, berkarat atau purulent

Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi

Fremitus : taktil dan fokal bertahap meningkat dengan

konsolidasi gesekan friksi pleural.

Bunyi nafas: menurun atau tidak di atas area yang terlihat,atau nafas brochial.

Warna: pucat atau sianosis bibir/ kuku

 

8.    Keamanan

Gejala : Riwayat gangguan system imun, misal:AIDS, pengguna ansteroid/kemoterapi ,institusionalisasi, ketidakmampuanumum, demam.

Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahanmungkin ada pada kasus rubeola atau varisela. (Doenges,2000:164)

b.    Diagnosa Dan Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2013) antara lain:

1.    Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalannafas: spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanyajalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanyabenda asing di jalan nafas.

NOC    :ventilasi, kepatenan jalan nafas

Kriteria Hasil :klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalambatas normal, tidak ada bunyi abnormal.

NIC :

1)Pastikan kebutuhan oral suctioning

2) Auskultasi nafas sebelum dan sesudah suctioning

3) Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

4) Lakukakn fisioterapi dada jika perlu

5) Monitor status O2 pasien

2.    Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan apnea: ansietas, posisi tubuh, deformitas dinding dada, gangguan koknitif, keletihanhiperventilasi, sindrom hipovnetilasi, obesitas, keletihan otot spinal

NOC :ventilasi, kepatenan jalan nafas, status TTV

Kriteria Hasil :mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips, klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi abnormal.

NIC :

1) Posisikan semi fowler

2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

3) Pasang mayo jika perlu

4) Berikan bronkodilator

5) Auskultasi suara nafas

6) Monitor pola nafas

3.    Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,takipneu, demam, kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalanmekanisme pengaturan

NOC :fluid balance, Hidration, Status Nutrisi; intake nutrisi dan cairan

Kriteria Hasil : mempertahankan urine output sesuai dengan usia, dan BB, BJ urine normal, HT normal, TTV normal, Tidak ada tanda dehidrasi (turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan)

NIC :

1) Pertahankan intake dan output yang akurat

2) Monitor status hidrasi

3) Monitor Vital sign

4) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori

5) Berikan cairan IV pada suhu ruangan

5) Kolaborasikan pemberian cairan IV

4.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory: tirah baringatau imobilisasi, kelemahan menyeluruh, ketidak seimbangan suplai O2dengan kebutuhan.

NIC : ADL, pemulihan tenaga

Kriteria Hasil :mampu melakukan aktivitas secara mandiri, berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disretai peningkatan TTV

NIC :

1) Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam menyiapkan program terapi yang tepat

2) Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

3) Kaji adanya faktor penyebab kelelahan

4) Monitor respons kardiovaskuler terhadap aktivitas

5) Monitor lama istirhatanya pasien

6) Monitor nutrisi dan sumber tenaga adekuat

5.    Defisit pengetahuan berhubungan dengan keadaan penyakit keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi, kurang paparan

NOC : proses penyakit, proses penyembuhan

Kriteria Hasil :klien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, prognosis dan program pengobatan

NIC :

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

prose penyakit yang spesifik

2) Jelaskan patofisiologi tentang penyakit

3) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit

4) Gambarkan proses penyakit

5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Brunner and Suddart, 2003 Keperawatan MedicalBedah. Jakarta : EGC.

 

Doengoes, Marilyn F. 2005, Nursing Diagnosis Manual. Philadelphia : Davis Company

 

Farncis, Caia. 2011 Perawatan Respirasi Jakarta : Erlangga

 

Kowalk, Jenifer P. 2011 Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

 

Kumar, Vinai. 2007. 2007 Buku Ajar Patologi, Jakarta:EGC

 

Nanda, 2013, Buku Saku Diagnosa, Jakarta : EGC

 

Suyono, Slamet, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Makalah Asfiksia

LANDASAN TEORI A.     Pengertian Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terl...